Senin, 27 Oktober 2014

PERKEMBANGAN ILMUWAN PADA ZAMAN ABBASIYAH

A.      TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM DAN PERANNYA PADA MASA DINASTI ABBASIYAH TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.

Masa kekuasaan DinastiAbbasiyah merupakan masa keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum muslimin pada abad ke-8 M di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan Mesir.
Di antara penguasa Abbasiyah yang termasuk tokoh ilmuwan muslim adalah Abu Ja’far Al-Manshur, Harun Ar-Rasyid, dan Al-Makmun. Peranan mereka selain melakukan kegiatan penerjemah, juga mendukung dan memfalitasi kegiatan penerjemah yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan yang lain.

1.        Bidang Kedokteran.
Ilmu kedokteran mulai berkembang pada akhir masa Abbasiyah I, yaitu masa Khalifah Al-Watsiq, sedangkan puncaknya terjadi pada masa Abbasiyah II, III, dan IV. Pada buku-buku karya Ar-Arazi banyak dijumpai di museum-museum Eropa dan banyak digunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran.
Tokoh-tokohnya adalah :
a.       Abu Zakaria Ar-Arazi seorang dokter yang paling termasyur di zamannya beliau seorang kepala Rumah Sakit di Baghdad.
b.      Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan muslim yang dikenal dengan julukan “Raja diraja Dokter” dan “Raja Obat” serta dianggap sebagai perintis tentang penyakit syaraf dan berbagai macam penyakit. Selain di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga terkenal sebagai saintis ulung dan sebagai filosof. Karya-karya Ibnu Sina sangat terkenal di Barat terutama di berbagai perguruan tinggi di Prancis, salah satu karyanya yaitu Al-Qanun fi At-Tibb danAsy-Syifa.
c.       Ibnu Saha adalah saeorang direktur Rumah Sakit Yudisapur





2.        Bidang Filsafat.
a.     Al-Kindi banyak menjelaskan pikiran-pikiran filsafat Aristoteles. Maka tidak heran jika ada yang memberinya gelar sebagai penggerak filosof Arab.
b.     Al-Farabbi lebih dikenal sebagai seorang filosof daripada ilmuwan.
c.     Ibnu Sina selain seorang tokoh di bidang kedokteran dia juga sorang filosof.


3.        Bidang Matematika.
a.       Al-Khawarizmi adalah tokoh utama dalam kajian matematika Arab, penyusun tabel astronomi, dan penemu Aljabar pada masa Khalifah Al-Makmun.
b.      Abu Kamil Sujak telah mengetahui perkembangan aljabar di eropa. Tulisan-tulisannya tentang geometri telah memberikan pengaruh dan konstribusi besar terhadap geometri barat. Terutama uraian-uraian aljabar terhadap geometri.

4.        Bidang Astronomi.
a.     Musa Ibrahim Al-Farazi di tugaskan oleh Khalifah Al-Manshur untuk menerjemahkan berbagai risalah astronomi dan India yaitu Brahmasoutrasidanta dan hasil risalahnya berjudul Al-Magest yang mengalami dua kali penyempurnaan. Para astronom Muslim berhasil menciptakan teropong bintang dengan peralatan lengkap di kota Yundhisyapur, Iran.
b.     Al-Farghani adalah seorang tokoh yang turut ambil bagian dalam pengukuran derajat garis lintang bumi dan pada masa Khalifah Al-Mutawakkil ia ditugaskan untuk mengawasi pembangunan Nilometer di Fustat, Mesir.
c.     Al-Battani yaitu seorang tokoh astronom Arab terbesar penerus Al-Farghani, ia berhasil menemukan garis lengkung dan kemiringan ekliptik, panjangnya tahun tropis, lamanya satu musim, dan tepatnya orbit matahari serta orbit utama planet.

5.        Bidang Bahasa dan Sastra.
a.     Ibnu Muqaffa sebelum masuk Islam bergelar Abu Amir, ia adalah orang pertama yang menerjemahkan karya-karya sastra dari luar ke dalam bahasa Arab.
b.     Imam Sibawayhi adalah seorang ahli gramatika pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, ia juga dikenal sebagai imam ahli nahwu.
c.     Abu Nawas adalah penyair Arab termashur di zaman Harun Ar-Rasyid. Syair-syairnya dihimpun dalam Diwan Abu Nawas.

6.        Bidang Sejarah dan Geografi.
a.     Al-Mas’ud adalah seorang sejarawan yang dijuluki sebagai pemimpin para sejarawan, ia juga seorang ahli geografi.

B.       TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM DAN PERANNYA PADA MASA DINASTI ABBASIYAH TERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM.

1.      Bidang Tafsir Al-Qur’an.
Pada masa sebelumnya para ulama enggan menafsirkan Al-Qur’an karena takut salah. Di masa Abbasiyah, mereka bersedia menafsirkan Al-Qur’an karena tuntutan generasi penerus. Dalam ilmu tafsir, terdapat dua pola yaitu tradisional dan rasional.
a.                    Tafsir bil Ma’sur.
Yaitu Al-Qur’an yang ditafsirkan dengan hadis-hadis nabi. Adapun para Mufassirinnya adalah:
1)      Ibnu Jarir At-Tabari.
2)      Ibnu Atiyah Al-Andalusy(Abu Muhammad Abdul Haq bi Atiyah).
3)      As-Sudi yang berdasarkan tafsirnya pada Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.
4)      Muqatil bin Sulaiman, tafsirnya sangat terpengaruh kitab Taurat.
5)      Muhammad bin Ishaq, tafsirnya banyak mengutip cerita israilah.

b.                   Tafsir Bir Ra’yi
yaitu AL –Qur’an yang di tafsirkan berdasarkan pada akal pikiran (rasional).
1)      Abu Bakar Asam
2)      Abu Muslim Muhammad bin Bihr Isfahani.
3)      Ibnu Jaru Al-Asadi.
4)      Abu Yunus Abdussalam (Penafsiran Al-Qur’an yang sangat luas sehingga ia menafsirkan Surah Al-Fatihah saja sampai 7 jilid)

2.      Ilmu Hadis.
Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sedangkan kitabnya terbagi kepada 7 kategori, yaitu berdasarkan gaya bahasa, gramatika bahasa, kisah-kisah, ilmu hukum, ilmu kalam, tasawuf, dan kata-kata asing dalam Al-Qur’an.
Untuk menentukan keabsahan dan keontetikan suatu hadist para ulama meneliti dan mengkaji dengan sungguh-sungguh hadist dari segi sanad, rawi, dan matan(sifat dan bentuk hadist). Pada masa Dinasti Abasisiyah muncul para ahli hadis yang termashur.
a)        Imam Bukhari, karyanya adalah kitab Jami’ Sahih Al-Bukhari.
b)        Imam Muslim, kitab karangan Sahih Muslim.
c)        Ibnu Majah, karyanya Sunan Ibnu Majah.
d)       Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud.
e)        Imam Tirmizi, karyanya Sunan At-Tirmizi.
f)         Imam Nasa’I, karyanya Sunan An-Nasa’i.

3.      Ilmu Tasawuf.
Ilmu tasawuf adalah ilmu syariat yang inti ajarannya menjauhkan diri dari kesenangan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah. Diantara ulama ahli tasawuf adalah:

a)        Al-Qusyairi, karyanya Risalatul Qusyairiyah.
b)        Syihabuddin, karyanya Awariful Ma’arif.
c)        Imam Gazali, karyanya Ihya Ulumuddin.

4.      Ilmu Kalam.
Perkembangan ilmu kalam terjadi seiring dengan genjarnya serangan orang-orang non-muslim yang ingin menjatuhkan Islam melalui olah fikir filsafat. Dan ulama yang terkenal di bidang ini adalah Hasan Al-Asyari, Washil bin Atha, dan Imam Syafi’i.

5.      Ilmu Fikih.
Ilmu fikih dimasa Abbasiyah mengalami perkembangan yang cukup baik, ulama-ulama yang muncul pada saat itu dikenal dengan sebutan dengan “Imam Mazhab”. Karena kekuatan dan kemampuan mereka dalam menyimpulkan hukum-hukum dari berbagai masalah yang ada.
Mazhab-mazhab fikih yang banyak diikuti oleh kaum muslimin di dunia yang muncul pada masa Abbasiyah adalah:
a)        Imam Abu Hanifah, karyanya Fiqhu Akbar, Al-Alim Wal Musta’an, dan Al-Masad.
b)        Imam Malik, karyanya Kitab Al-Muwatta’, dan Al-Usul As-Sagir.
c)        Imam Syafi’I, karyanya Al-Umm, Al-Isyarah, dan Usul Fiqih.
d)       Imam Ahmad Ibnu Hambal, karyanya Al-Musnad, Jami’ As-Sagir, dan Jami’ Al-Kabir.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar